Sabtu, 17 Mei 2014

PENGENALAN KEBAKARAN



Api: Suatu reaksi kimia (suatu raeksi oksidasi ) yg bersifat Eksothermis,diikuti oleh evakuasi / pengeluaran cahaya, panas, serta dapat menghasilkan nyala,asap & bara.



Unsur­2 terjadinya api:
1)     Bahan bakar (fuel)
2)     Oksigen (O2)
3)     Panas (heat)

Bahaya ganda :
a. Bahaya karena asapnya
    racun yang timbul dari bahan yang Terbakar
    racun sisa pembakaran (arang)
   O2 yg menipis (kurang dr 16%) & gas lainnya
b. Bahaya karena kobarannya
    panik berlebihan, pingsan, stres, melompat dr jendela dll
c. Bahaya karena panasnya
    banyak keluar cairan-pingsan
    panas membakar tubuh
    karena panas –jatuh pecah
d. Bahaya2 lain

Dampak kebakaran :
  1. Orang bisa kehilangan jiwa
  2. Gila/stress
  3. Produksi & kegiatan macet
  4. Produksi menurun
  5. Klaim customer
  6. Asuransi naik
  7. Efek sosial & lingkungan
  8. Dll

Teknik pemadaman
  1. Smothering-menutupi dg karung basah, pasir, lumpur, dg pemadam jenis foam
  2. Cooling-pendinginan
  3. Starvation-starvasi memisahkan benda
  4. Kombinasi 
Peralatan/sarana kebakaran
1)  Apar, Hydrant, Sprinkler ,Ansul foam dll
2) Alarm system, tombol-tombol, manual alarm untuk pemberitahuan kebakaran secara dini
3) Tangga kebakarna, lampu-lampu petunjuk, lampu penerangan darurat, terpal luncur dll

Penanggulangan Kebakaran:
1. Preventif : pengendalian sumber kebakaran (pengawasan peralatan yang menimbulkan api, seperti las, listrik, kompor, setrika, mesin-mesin dll)

2. Prosedur evakuasi:
1)     Sikap siaga (bunyi alarm di tambah suara panduan evakuasi melalui audio promotion)
2)     Tetap tenang
3)     Sikap bertindak (bila mendengar Alarm lakukan tindakan  dengan tegas & efisien
Tindakan- tindakannya adalah
Ø  menutup semua pintu-pintu di lantai dasar kecuali pintu darurat
Ø  mengarahkan customer keluar menuju tangga darurat / pintu keluar
Ø  karyawan yang tidak bertugas sebagai team evakuasi keluar melalui tangga darurat dengan menuju halaman parkir sebagai titik kumpul-kumpul.
Ø  karyawan parkir mengatur arus lalu lintas terhadap kendaraan customer untuk kelancaran keluar kendaraan
4)  Team evakuasi mengecek lebih dahulu sebelum meninggalkan area terhadap kemungkinan orang tertinggal
5) Sebelum karyawan kumpul-kumpul untuk mendapatkan instruksi/ pengarahan lebih lanjut apakah  kegiatan toko dapat dilanjutkan atau tidak

6)  Team keamanan terpadu dan petugas mekanikal/ elektrikal tetap bertugas sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing  

Jumat, 31 Januari 2014

LANGKAH STANDAR PENANGANAN STRESS KERJA

Stress adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan. (Sumber Wikipedia).

Mengapa kita perlu untuk mengatasi stress?
Sekitar 1 dari 5 orang mengatakan bahwa mereka mengalami stress atau sangat stress dalam pekerjaan mereka.
Lebih dari setengah juta orang melaporkan mengalami sakit akibat dari stress pekerjaan.
Setiap kasus sakit akibat stress kerja mengakibatkan kehilangan 29 hari waktu kerja. Sebanyak 13,4 juta hari total kehilangan waktu kerja pada tahun 2001.
Kerugian atau biaya yang dikeluarkan untuk penyakit akibat stress kerja berkisar antara £ 37 Miliar – £ 38 Miliar setahun (1995-1996).(Sumber Health and Safety Executive).

Mengingat demikian besarnya dampak kerugian yang diakibatkan oleh stress kerja, maka Health and Safety Executive (HSE) di UK membuat manajemen standar untuk mengatasi atau mengurangi stress di tempat kerja. Guidance atau manajemen standar yang dikeluarkan oleh HSE mencakup enam (6) elemen penting dalam mengendalikan stress kerja ditempat kerja. Jika enam elemen tersebut tidak ditangani dengan baik, maka akan dapat berdampak terhadap kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, produktivitas kerja, kecelakaan kerja, kenyamanan bekerja, hubungan kerja, dan lain-lain. Enam elemen penting yang harus ditangani secara baik dan berkelanjutan adalah sebagai berikut:


  1. Tuntutan – seperti beban kerja, pola kerja dan lingkungan kerja terjadi karena kurang optimalnya bagian lain sehingga ada satu bagian yang overload tugasnya.Pekerja harus mampu menunjukkan bahwa mereka dapat mengatasi tuntutan kerja yang diberikan kepada mereka.
  2. Kontrol – berapa banyak pekerja mengatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan mereka sesuai SOP namun gagal.
  3. Dukungan – seperti dorongan, motivasi, kelengkapan sumber daya.
  4. Hubungan – misalnya mempromosikan perilaku positif untuk mencegah konflik terhadap perilaku negatif.
  5. Peran/tanggung jawab – apakah para pekerja benar-benar sudah memahami tanggung jawab mereka didalam organisasi dan apakah sudah tidak ada konflik tanggung jawab didalam organisasi.
  6. Perubahan – apakah setiap perubahan sudah dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pekerja.
  7. Fokus ke semua masalah


Berikut akan kita lihat guideline (manajemen standar) untuk masing-masing elemen agar lebih mudah untuk diterapkan ditempat kerja.

Elemen 1: Tuntutan

Kondisi yang harus dicapai:
Perusahaan memberikan beban kerja atau tuntuan kerja yang sesuai atau dapat dicapai/diselesaikan berdasarkan waktu kerja yang disepakati.

Tuntutan pekerjaan yang diberikan disesuaikan dengan keterampilan dan kemampuan pekerja.
Pekerjaan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan pekerja.
Keluhan pekerja terhadap pekerjaan harus dibicarakan penyelesaiannya.


Elemen 2: Kontrol

Standar:
Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka mampu menjelaskan cara kerja yang mereka lakukan.
Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:
Pekerja harus mampu mengontrol pekerjaan mereka.
Perusahaan mendoronga pekerja untuk menggunakan keterampilan dan inisiatip dalam melakukan pekerjaan mereka.
Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan baru untuk membantu mereka dalam mengahadapi tantangan baru didalam bekerja.
Perusahaan mendorong pekerja untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Pekerja memiliki otoritas untuk mengambil waktu istirahat.
Pekerja dapat berkonsultasi atas pola kerja mereka.

Elemen 3: Dukungan

Standar:
Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka menerima informasi dan dukunganyang memadai dari atasan dan rekan-rekan kerja mereka.
Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang cukup untuk mendukung pekerja.
Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan manajer untuk mendorong dan mendukung staff mereka.
Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja secara aktif mendorong dan mendukung rekan-rekan kerja mereka.
Pekerja mengetahui dukungan apa yang tersedia dan bagaimana untuk mengaksesnya.
Pekerja mengetahui bagaimana untuk mengakses sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Pekerja menerima umpan balik secara berkala dan konstruktif.

Elemen 4: Hubungan

Standar:
Pekerja menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami perlakuan yang tidak dapat diterima, misalnya intimidasi ditempat kerja.
Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:
Perusahaan mempromosikan perilaku positip ditempat kerja untuk menghindari konflik dalam menjamin keadilan.
Pekerja berbagi informasi yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur untuk mencegah perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima.
Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan dan mendorong manajer untuk menangani perilaku atau perlakuan tidak dapat diterima.
Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan atau mendorong pekerja untuk melaporkan perilaku atau perlakuan yang tidak dapat diterima.

Elemen 5: Peran dan Tanggung Jawab

Standar:
Pekerja dapat menunjukkan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka didalam pekerjaan mereka.
Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:

Perusahaan harus memastikan penempatan pekerja pada tempat yang sesuai.
Perusahaan harus memberikan dan menyediakan informasi yang memungkinkan pekerja untuk memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Perusahaan harus membuat persyaratan yang jelas untuk setiap peran dan tanggung jawab kerja.
Terdapat sistem atau proses yang memungkinkan pekerja untuk menyampaikan setiap konflik atau masalah yang muncul didalam peran dan tanggung jawab kerja mereka.


Elemen 6: Perubahan
Standar:
Pekerja dapat menunjukkan bahwa perusahaan melibatkan mereka didalam melakukan perubahan.
Terdapat sistem atau proses untuk menanggapi setiap keluhan pekerja.

Kondisi yang harus dicapai:
Perusahaan memberikan kesempatan atau waktu yang cukup kepada pekerja untuk memahami alasan-alasan perubahan yang diusulkan.
Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk berkonsultasi tentang perubahan dan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberikan masukkan.
Pekerja menyadari dampak dari setiap perubahan pekerjaan dan jika perlu pekerja diberikan training untuk mendukung perubahan tersebut.
Pekerja mengetahui waktu atau jadual untuk perubahan.
Pekerja memiliki akses untuk mendapatkan dukungan yang relevan selama perubahan.

Bagaimana tahapan penerapan guideline penanganan stress ditempat kerja?
Ada lima (6) tahapan yang harus dilakukan dalam menerapkan standar ini, yaitu:

1. Menyiapkan organisasi untuk menerapkan manajemen standar penanganan stress ditempat kerja, seperti komitmen top manajemen untuk mendukung program ini, menyediakan sumber daya yang cukup dan team yang akan bekerja untuk program ini.
2. Melakukan identifikasi faktor-faktor risiko stress ditempat kerja dengan terlebih dahulu memahami standar penanganan stress ditempat kerja.
3. Mengumpulkan data-data pekerja yang mengalami stress dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
4. Melakukan evaluasi terhadap data-data stress yang diperoleh dan mencari solusi yang mungkin dilakukan.
5. Membuat rencana tindakan atau program penanganan stress dan menerapkan rencana tersebut.
6. Melakukan tinjauan ulang dan kajian efektifitas program penanganan stress yang diterapkan.